Peracik Strategi Ulung Pun Berlabuh di PT KBN Persero

Direktur Utama PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) HM. Sattar Taba.

Penerapkan strategi transformasi bisnis yang dijalankan HM. Sattar Taba selama menakhodai PT. Kawasan Berikat Nusanatara (KBN) Persero berbuah dinobatkannya CEO Terbaik BUMN Award 2017. Tidak salah memang keputusannya berlabuh di KBN mampu menempatkannya sebagai peracik strategi yang ulung, dan kini sangat diperhitungkan keberadaanya.

Selain itu, pembawaannya yang ramah, tegas, dan relijius, mampu menggambarkan kesan pertama melihat HM. Sattar Taba. Rupanya pria nomor satu di perusahaan BUMN, PT. Kawasan Berikat Nusanatara (KBN) Persero ini juga menerapkannya dalam aktivitasnya sehari-hari, baik di lingkungan pekerjaan maupun keluarganya.

Namanya pun tentu sudah tidak asing lagi di kalangan perusahaan milik negara (BUMN) ini, kiprahnya dalam memimpin PT KBN Persero sangat diperhitungkan. Bahkan ia sukses membawa nama baik PT KBN Persero di ajang BUMN Award 2017 sehingga mampu menyabet dua penghargaan sekaligus.

Bukan karena keberuntungan belaka, namun ada strategi jitu yang diterapkan Oleh Sattar selama kepemimpinannya. Lalu seperti apa lika-liku pejalanan karir Sattar Taba hingga ia berhasil dinobatkan sebagai CEO Terbaik dalam ajang BUMN awarad 2017?

Awal Karir di PT. KBN Persero

Siapa yang menyangka pria kelahiran Makasar ini teryata dulunya sempat mencicipi kuliah di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Namun ia yang diharapkan oleh orangtuanya dapat menyelesaikan studi di Tanah Jawa justru hanya bertahan beberapa bulan saja. Bukan karena jauh dari keluarga yang menjadi alasan Sattar tidak dapat bertahan di tanah kesultanan. Melainkan karena jiwa berbisnisnya yag tinggi sehingga iya tidak dapat meninggalkan bisnis yang sudah ia rintis dari sejak bangku Sekolah Dasar.

“Saya cuma bertahan sekiar 6 bulan di Jogjakarta. Karena jiwa saya adalah pengusaha, selain itu karena sudah ada usaha juga, jadi saya tidak bisa hanya sekolah tok, tanpa melakukan aktifitas bisnis. Jadi akhirnya saya kembali ke Makasar dan lanjut kuliah di sana,” tutur Sattar seraya tertawa riang mengingat masa mudanya. Ia pun akhirnya melanjutkan studi di tanah kelahirannya sambil menjalankan bisnis hingga lulus perguruan tinggi di Universitas Hasanudin.

Selepas menanggalkan almamaternya, meskipun sudah memiliki usaha sendiri ternyata Sattar merasa belum berpuas diri. Ia ingin menjajal dunia baru, bekerja di sebuah perushaan yang sesuai dengan jurusan kuliahnya yaitu Ekonomi Perusahaan. Karena semangatnya yang tinggi, Sattar kemudian berhasil bekerja di PT. Industri Kapal Indonesia bagian akuntansi biaya. Itu adalah perusahaan pertama Sattar dalam dunia kerja profesional. Namun ia tidak lama bekerja di perusahaan tersebut, karena ada panggilan bekerja dari departemen perdagangan setelah ia mengikuti tes di sana.

“Cuma waktu itu saya ditempatkan di Maluku. Saya tidak siap jika ditempatkan di sana karena saya sudah berkeluarga, juga sudah punya usaha, akhirnya saya tolak,” ujarnya kepada news.indotrading.com.

Meskipun Sattar menolak penawaran dari sebuah perusahaan yang cukup besar tapi ternyata tak butuh lama bagi ia untuk mendapatkan gantinya. Ia pun berhasil diterima bekerja di perusahaan PT. Semen Tonasa. Setelah mengikuti seleksi dan hanya ia yang behasil lolos dari sekian puluh orang yang mengikuti tes di sana.

“Akhirnya masuk di Tonasa sebagai staf bidang pemasaran lalu kemudian selanjutnya diangkat sebagai kepala penjualan,” imbuhnya.

Selain itu jiwa berdagang yang sudah diasahnya dari sejak dini itu pun menjadikan Sattar berturut-turut diamanatkan sebagai Direktur Utama seperti di perusahaan Pelayaran Tonasa, perusahaan Ekspedisi dan Persuahaan Perdagangan.

“Saya diangkat sebagai Direktur Keuangan di Semen Kupang tahun 1988 dan dua tahun kemudian diangkat sebagai Direktur Utama sampai tahun 2000. Setelah menjabat selama 12 tahun lebih saya distop, karena kan ketentuannya harus 10 tahun. Akhirnya kemudian diangkat di Semen Tonasa.” Ujarnya.

Dan berikut news.indotrading.com merangkum kursi direktur yang pernah ia duduki:

  1. Semen Tonasa (Persero) – Direktur keuangan selama 5 tahun
  2. Semen Tonasa (Persero) – Direktur Utama
  3. Semen Kupang (Persero) – Direktur Utama selama 9 tahun
  4. Semen Kupang (Persero) – Direktur Keuangan & Pemasaran 2 tahun
  5. Pelayanan Tonasa Lines – Direktur
  6. Karya Manunggal – Direktur
  7. Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Persero – Direktur Utama
  8. PT. KBN Persero : Tarik Minat Investor Melalui Strategi Transformasi Bisnis.

Tepat pada tanggal 05 November tahun 2013 Sattar Taba menjabat Direktur Utama PT. KBN Persero. Selama perjalanan karirnya di PT. KBN banyak perubahan terutama dalam strategi bisnis. Tidak heran jika PT. KBN pun menyabet penghargaan BUMN Award 2017 yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta pada tanggal 15 September yang lalu. KBN terpilih sebagai BUMN dengan Pengembangan Strategi Terbaik dan Direktur Utama KBN, H.M. Sattar Taba mendapat penghargaan sebagai CEO BUMN Terbaik untuk Kategori Executor.

Kemenangan KBN menyabet dua penghargaan dalam ajang bergengsi di ranah BUMN ini tentu bukan semata-mata kebetulan, melainkan ada kerja keras dan strategi jitu yang dilakukan oleh PT. Kawasan Berikat Nusantara. Sattar Taba mengungkapkan bahwa ia dan perusahaan KBN telah melakukan strategi transformasi bisnis untuk menarik minat investor. Menurut Sattar Taba pada sebelumnya perusahaan yang ia pimpin ini hanya melakukan penyewaan, yakni 80 persen lahan KBN disewakan kepada investor dan 20 persennya dikelola sendiri. Tapi kini 80 persen lahan KBN dikelola sendiri, dan hanya 20 persen yang disewakan.

“Dengan mengelola sendiri ini bisa mencetak sesuatu pendapatan tetap dan bagus. Kita mengelola dan membangun dermaga, membangun pabrik distribusi semen, mengelola perusahaan bongkar muat, mengelola ekspedisi, mengelola usaha pelabuahan, membangun rusunami, properti dan lain-lain,” ungkap Sattar Taba menyebutkan.

Dengan melakukan strategi transformasi bisnis ini sehingga membuat nilai dari kekayaan perushaan bergeser pendapatan dan labanya menjadi naik. Selain itu juga menjadikan PT. KBN kawasan yang terintegrasi pelabuhan dengan pelabuhan dan lingkungan yang internasional.

“Yang dimaksud dengan integrasi ini adalah kalau dulu kan hanya menyiapkan lahan, menyiapkan pergudangan, tapi sekarang kita menyiapkan juga pelabuhan, infrastrukturnya, penyediaan air, bahan bakar minyak dan BBM. Kemudian pengolahan air dan listri dan keamanan yang bagus. Jadi perusahaan ini menjadi objek vital nasional sehingga keamanannya itu terjaga,” ujar Sattar Taba menjelaskan.

Sattar Taba juga mengungkapkan, dengan kondisi keamanan yang ada, infrastruktur yang lengkap, hal ini otomatis akan membuat investor tertarik untuk masuk.

“Kalau investor masuk maka otomatis memberikan peningkatan pendapatan, kalau penadapatan naik otomastis juga laba akan naik. Nah kalau laba naik juga akan berimbas terhadap kesejahteraan karyawan yang terjamin. Tapi kita juga adakan setiap karyawan untuk melakukan inovasi, berkreasi agar bisa menghasilkan sesuatu untuk perusahaan,” kata Sattar Taba mengakhiri.

Saat ini, Sattar Taba tengah merencanakan beberapa proyek besar di lahan KBN untuk mendongkrak kinerja perusahaan ke depan. Yaitu pembangunan rusunami 20 tower bekerja sama dengan Perumnas, membangun depo kontainer yang akan dikerjasamakan dengan PT. Pelindo II untuk mendukung kelancaran kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

Hidup Mandiri Membawanya Menjadi Pria Tangguh

Hampir sebagian anak pasti menghabiskan waktu kecilnya bermain dengan teman-teman seusia mereka. Namun beda halnya dengan Sattar Taba. Dari sejak kecil ia justru sudah dididik mandiri untuk mencari penghasilan dalam bentuk transaksi jual beli. Pada tahun 1960-an ketika ia memasuki Sekolah Dasar, Sattar mengikuti jejak kedua orang tuanya yang juga seorang pedagang. Ia pun menjual barang-barang kebutuhan sembangko seperti beras, minyak goreng, minyak tanah dan kebutuhan masyarakat pada waktu itu. Pada saat ia menginjak kelas 3 Sekolah Dasar, ia bersama sang kakak pun mendirikian usaha sendiri di bidang penjualan sembako.

“Sejak bangku sekolah dasar saya sudah diajarain (secara tidak langsung) oleh orangtua saya untuk mencari penghasilan, dalam bentuk transaksi jual beli. Apa yang saya jual adalah barang-barang sembangko,” ujar Sattar mengenang masa kecilnya.

Sattar yang sudah mulai jatuh hati dengan wirausaha tidak lekas berpuas diri. Diusia yang sangat belia Setelah menyelesaikan bangku Sekolah Dasar ia pun berhasil membeli pabrik penggilingan beras dan jagung.

“Jadi sambil melanjutkan Sekolah Menengah Pertama sambil menjalnkan bisnis, berdagnag dan mengelola pabrik. Setiap sepulang sekolah saya jalankan pabrik tersebut, lalu kemudian subuhnya saya jual di pasar. Itu terus dilakukan sampai saya lulus sekolah,” ungkapnya menuturkan.

Selain menjalankan usaha sembako, pabrik beras dan jagung, Sattar pun sempat menjadi distributor rokok. Boleh dibilang Sattar kecil adalah anak yang ajaib. Selain sudah mahir berdagng dari sejak kelas 3 Sekolah Dasar, ia pun kemudian dengan berani membangun pabrik penggilingan beras dan jagung. Hal tersebut tentu saja akan sulit kita temui dari sosok anak kecil yang mungkin saja teman yang seusia Sattar pada waktu itu belum dapat berfikir ke arah bisnis. Kehidupannya yang mandiri inilah, yang menempanya menjadi pria yang tangguh sekaligus menjadi peracik strategi bisnis yang ulung. Sehingga mampu menempatkan menjadi orang nomor satu di PT. Kawasan Berikat Nusanatara (KBN) Persero. (*)