Optimalkan Pendapatan dari Parkir

 

DALAM upaya pembenahan sekaligus memberikan pemasukan yang lebih optimal, PT KBN Persero akan segera memberlakukan parkir elektronis. Parkir ini akan meng-gunakan e-gate (pintu elektronik) yang dipasang di setiap pintu keluar-masuk KBN.

Digitalisasi ini dipercaya akan mengurangi tercecernya pemasukan dari sektor perparkiran. Selain itu, pemberlakukan sistem baru ini juga untuk mengatasi banyaknya truk-truk yang hanya menjadikan KBN sebagai lahan parkir dalam waktu yang tidak ada kepastian.

Padahal, di tempat lain, parkir bagi armada-armada forwarding seperti truk kontainer harus membayar dalam jumlah yang tidak kecil. Sebab, selain berpotensi membuat jalan-jalan cepat rusak, parkir tak resmi tersebut sangat mengganggu lalu lintas keluar-masuk truk yang punya kepentingan dengan KBN.

KBN serius akan menata perparkiran ini dengan menggunakan electronic gate (e-Gate) agar ada kepastian dalam transaksi. Menurut Direktur Pengembangan KBN, Rahayu Ahmad Junaedi, dari hasil survei diperkirakan ada potensi pemasukan antara Rp8-10 miliar per tahun.

Dirbang Rahayu A Junaedi berharap pada tahun 2019, digitalisasi perparkiran di KBN bisa segera diterapkan, sehingga kendaraan-kendaraan yang tidak berkepen-tingan di KBN bisa ‘clear’.

KBN tengah mematangkan aturan tarif yang akan diberlakukan untuk kendaraan tamu maupun pihak lain yang terlibat kepentingan bisnis dengan KBN dan investor.

Untuk kendaraan-kendaratan berat seperti truk kontainer tentu harus disertai dengan surat kete-rangan untuk bongkar-muat. Sebab, kalau tidak bisa jadi hanya akan memanfaatkan KBN sebagai tempat untuk perbaikan kendaraan.

“Kita tak menghendaki kendaraan bertonase besar itu hanya untuk menjadikan KBN sebagai tempat bengkel, sementara kerusakan jalan yang ditimbulkan cukup besar,” kata Dirbang.

Selama ini KBN yang memiliki lahan luas tidak jarang hanya dijadikan tempat untuk parkir dan melakukan perbaikan. Ini banyak terjadi di SBU Marunda.

Dengan pengenaan tarif parkir yang lebih menguntungkan KBN ditambah persyaratan harus me-nunjukkan adanya surat pesanan akan membuat para supir truk harus berpikir ulang kalau mau ngetem terlalu lama di KBN.

Kebijakan ini tentu tidak berlaku bagi para investor dan karyawan KBN. Mereka nantinya tetap akan digratiskan dengan cara memiliki kartu tertentu.

Manajemen KBN menurut Dirbang tak bisa membiarkan potensi-potensi pendapatan hilang begitu saja. Salah satu cara untuk menekan hilangnya potensi tersebut dengan membangun sistem yang lebih baik.

Pihak di luar KBN banyak yang berminat mengelola perparkiran ini. Namun untuk menghindari benturan kepentingan, kemungkinan KBN akan melakukan kerjasama dengan Koperasi Karyawan KBN.

“Ini kan sebenarnya peralatannya sederhana dan Kopkar bisa kerjasama dengan pihak lain,” kata Dirbang Rahayu A. Junaedi. (Sumber: infokbn.com)