KBN Kirimkan Staf Kehumasan Ikut Pelatihan Jurnalistik

PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) mengirimkan dua staff kehumasan untuk mengikuti pelatihan jurnalistik di Tempo Institute. Pelatihan jurnalistik ini akan dilaksanakan bersama Hermien Y. Kleden dan Tempo Institue di Jakarta pada 15-17 Oktober 2018. Mereka adalah Ibnu Mukhlisin dan Jihadi Dawam Wicaksono. 

Sekretaris Perusahaan PT KBN (persero), Toha Muzaqi mengatakan dua staf humas yang dikirim untuk mengikuti pelatihan jurnalistik ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi kehumasan yang lebih baik lagi sekaligus memiliki kesiapan dalam meningkatkan fungsi media relation kedepannya. Dalam pelatihan tersebut, kedua peserta akan di latih untuk mempelajari jurnalisme klasik sampai modern dengan menjadikan wawancara salah satu metode terpenting menggali informasi. Metode ini biasa digunakan untuk semua platform media: cetak & online (pembaca), radio (pendengar), televisi & online (penonton). Menurut Toha, pelatihan jurnalistik.

"Kerja sama dengan Tempo Institite ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia (SDM) di bidang kehumasan," kata Toha Muzaqi, Minggu, 21 Oktober 2018.

Dikesempatan sama, Staff Humas PT KBN Jihadi Dawam Wicaksono menuturkan, peserta pelatihan mendapatkan pelajaran tentang teknik wawancara, termassuk didalamnya mempersiapkan apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan wawancara. Tidak hanya itu, dalam proses wawancara juga peserta pelatihan harus mengetahui kesalahan yang harus dihindari dalam proses wawancara.

Satu kesamaan yang harus dibangun pada setiap interview, lepas dari apa pun mediumnya, adalah kekuatan merawat alur atau flow percakapan. Termasuk harus peka terhadap apa yang akaan di pertanyakan untuk mendapatkan Feel atau sesuatu yang menarik dalam wawancara, agar kita dapat menentukan lead dalam tulisan (konten) yang akan kita buat,” jelasnya. 

Jihad menambahkan, Staff kehumasan yang bertugas untuk melaksanakan wawancara tentunya akan menghadapi sejumlah situasi yang lazim muncul saat memandu wawancara ada cemas, nervous, putus ide, hilang fokus hingga pertanyaan habis dan sementara waktu masih panjang. Situasi situasi semacam itu bisa dicegah dengan persiapan dan riset yang baik sebelum wawancara. Namun ada hal menarik lainnya yang harus dipersiapkan sebelum melakukan wawancara yakni harus belajar memahami karakter di narasumber agar situasi dapat terkendali dan lebih mencair saat proses wawancara.

"Dalam pelatihan itu kami tidak hanya belajar teori. Tapi juga praktek wawancara. Misalnya Ibnu mewawancarai peserta diklat yang merupakan pengguna kereta commuter line atau KRL. Sementara saya wawancara karyawan Tempo Group yang bertugas menangani coworking space. Hasil wawancara itu pun harus dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Dengan demikian, para peserta pelatihan bisa merasakan secara nyata tugas-tugas seorang wartawan,” pungkas Jihad.