Prof. Dr. H.M. Sattar Taba, SE., M.IP Mendapat Gelar Professor dari Asia e University, Malaysia

Prof. Dr. H.M. Sattar Taba, SE., M.IP., mendapat gelar Professor as Practice by Industrial dari Asia e University, Malaysia.

KILASJAKARTA.COM - Sebagai pengakuan atas kontribusinya di bidang industri, Prof. Dr. H.M. Sattar Taba, SE., M.IP., mendapat gelar Professor as Practice by Industrial dari Asia e University, Malaysia. Pengukuhan gelar professor dipimpin oleh Vice Chancellor, Prof. Emeritus Tan Sri Datuk Dr. Nik Mustapha Abdullah di kampus Asia e University, Wisma Subang Jaya, Selangor, pada Kamis, 8 Juni 2023.

Acara ini dihadiri jajaran pimpinan Asia e University diantaranya adalah Deputy Vice Chancellor, Prof. Dr. Juhary Ali, para dekan dan dosen. Hadir pula Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, pimpinan beberapa perusahaan dari Indonesia, dan keluarga besar H.M. Sattar Taba. 

”Sebuah kehormatan yang istimewa dan rasa tanggung jawab saya berdiri di hadapan Bapak Ibu hari ini sebagai Profesor of Practice Industri yang baru dikukuhkan di Asia E University, Malaysia,” kata Sattar Taba dalam pidato pengukuhannya.

Pria kelahiran Makassar, 12 September 1955 ini menuturkan, selama lebih dari 5 dekade ia telah menjadi seorang pembelajar, mengalami secara langsung perubahan monumental dalam lanskap (era) industri. Ayah empat anak ini telah menyaksikan beberapa fase transformasi dari era tenaga kerja manual ke  otomatisasi, dari proses operasi ke sistem terintegrasi, dan dari pasar domestik hingga ke era globalisasi.  
 
”Saya percaya bahwa evolusi ini telah mendorong kita untuk terus beradaptasi, memberi kita banyak kesempatan belajar. Saat ini, saya menyandang gelar Profesor Industri di lembaga prestisi ini, objektif saya adalah untuk memastikan bahwa kita terus belajar, berproses,  berkembang dan berjuang menghadapi tantangan dan peluang-peluang baru,” kata Sattar Taba.

Selama 40 tahun lebih memimpin beberapa perusahaan milik negara, Sattar Taba selalu ditugaskan di tempat yang menantang. Tahun 1985, ia menjabat Direktur di dua anak perusahaan Semen Tonasa, yaitu PT Puma Karya Manunggal dan PT Pelayaran Tonasa Lines. Dua anak perusahaan itu memiliki cash flow rendah dan utang banyak. 

Di bawah pimpinan Sattar Taba cash flow meningkat, utang terlunasi, perusahaan untung sehingga bisa memberikan bonus ke karyawan, bahkan memiliki kapal angkutan kargo. 

Tahun 1987, ia memimpin PT Semen Kupang di Nusa Tenggara Timur yang sedang mengalami kesulitan. Kondisi pabrik Semen Kupang Unit I tidak lagi memiliki prospek. Konsultan independent, Boston Consultant merekomendasikan Semen Kupang dilikuidasi. Alasannya, pabrik itu tidak bisa diandalkan karena lebih besar kerugian dibanding modal perusahaan.

Sattar Taba tidak mau menyerah pada kondisi itu. Berkat usaha yang gigih dan pantang menyerah disertai ide-ide kreatif, perusahaan berhasil diselamatkan. Salah satu terobosan Sattar Taba dan tim adalah berhasil merintis dan membangun pabrik Semen Kupang Unit II dan menembus pasar ekspor Australia.

Tahun 2000, Sattar Taba dipromosikan ke PT Semen Tonasa, menjabat Direktur Keuangan selama lima tahun dan Direktur Utama selama tujuh tahun. Di masa kepemimpinannya, kapasitas produksi pabrik semen Tonasa II, III dan IV ditingkatkan secara signifikan, dan dibangun pula pabrik baru yaitu Tonasa V. 

Ia juga membangun berbagai fasilitas utama PT Semen Tonasa seperti Pelabuhan Kargo, Pelabuhan Batubara, Wisma Karyawan dan Pembangkit Listrik berkapasitas 2x35 Megawatt. Perusahaan memiliki cash flow triliunan rupiah, laba besar, dan memberikan kesejahteraan dalam bentuk bonus yang berlipat-lipat ke semua karyawan. 

Tahun 2012 hingga 2020, Sattar Taba dipercaya menangani PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), perusahaan milik negara yang mengelola kawasan industri lebih dari 600 hektar di Jakarta Utara. Perusahaan ini pun berhasil ditingkatkan labanya dari puluhan miliar menjadi ratusan miliar rupiah per tahun, dan memiliki Rumah Sakit Umum Pekerja pertama di Indonesia.

Di tengah kesibukan memimpin belasan perusahaan sepanjang karirnya, Sattar Taba selalu menyimpan keinginan untuk melanjutkan kuliah. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar tahun 1979, ia akhirnya bisa meraih gelar Master Ilmu Pemerintahan dari STIP-AN Jakarta tahun 2019. Kemudian meraih gelar doktor dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Bandung tahun 2022. 

Kakek sebelas cucu ini percaya, semua yang diraih manusia pada hakekatnya adalah pemberian dari Allah SWT. Karunia terbesar baginya adalah keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu memberi dukungan dalam suka maupun duka. (*)