KBN Dinominasikan Raih Anugerah BUMN 2020

PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) lolos sebagai kandidat penerima penghargaan 9th Anugerah BUMN 2020. Ini merupakan ajang penghargaan tahunan untuk BUMN berprestasi yang dihelat oleh majalah BUMN Track. Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng bertindak sebagai Ketua Dewan Juri yang melakukan penilaian terhadap prestasi dan inovasi BUMN.

”Berdasarkan penilaian tahap 1, PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) telah memenuhi persyaratan dan dinyatakan lolos sebagai kandidat penerima penghargaan pada Malam Anugerah BUMN 2020,” kata CEO BUMN Track, SH. Sutarto dalam suratnya kepada Direktur Utama PT. KBN (Persero), H.M. Sattar Taba.

Untuk penilaian tahap selanjutnya, H.M. Sattar Taba hadir menyampaikan presentasi kepada Dewan Juri pada Rabu, 11 Maret 2020 di Gedung PPM Manajemen, Jakarta. Dewan Juri yang hadir adalah Alain Widjanarka dari PPM Manajemen dan SH. Sutarto yang merupakan CEO BUMN Track.

Dalam kesempatan itu, H.M. Sattar Taba memaparkan kinerja PT. KBN (Persero) dari tahun 2012 hingga tahun 2019, dimana sebelum tahun 2012 laba perusahaan hanya di kisaran belasan miliar rupiah per tahun menjadi ratusan miliar rupiah per tahun.

Mantan Direktur Utama PT. Semen Tonasa ini mengakui, di KBN begitu banyak tantangan yang dihadapi. Terutama masalah hukum. Sebagai BUMN yang mengelola kawasan industri yang luasnya lebih dari 600 hektar di Jakarta Utara, banyak sengketa lahan yang harus dihadapi oleh manajemen.

”Kita ini mengelola aset milik negara. Ada pihak-pihak yang ingin menguasai aset negara ini secara tidak sah. Kita lawan agar aset negara tidak hilang, walaupun resikonya konsentrasi manajemen dalam mengelola perusahaan jadi agak kurang fokus. Tapi kami bisa buktikan KBN kinerjanya tetap baik setiap tahun,” kata Sattar Taba.

Perseroan juga terus berinovasi untuk mengembangkan usaha. Salah satunya dengan membangun pelabuhan di lahan C-04 Marunda. KBN sudah membentuk anak usaha yang akan mengelola pelabuhan ini. Ditargetkan pelabuhan bisa beroperasi pada tahun 2021, dan saat ini masih mengurus perizinan di kementerian terkait.

KBN juga mengembangkan kawasan industri di Takalar, Sulawesi Selatan. Rencananya, kawasan industri Takalar akan memiliki luas 4.500 hektare. Investasi yang akan masuk diperkirakan mencapai Rp 315 triliun. ”Saat ini dalam proses pembebasan lahan dan mengurus perizinan,” kata Sattar Taba.

Dengan berbagai inovasi dan pengembangan usaha itu, kinerja KBN akan semakin maju ke depan. (*)